PERANAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada sebuah kata “Masa depan bangsa ada di tangan pemuda” .
Ungkapan ini memang memiliki semangat tersendiri bagi pembangunan dan perubahan
bangsa ini. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam
jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya
dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908,
Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde
Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai
dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei
1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran
Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara
lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini
terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian
besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan
yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia,
salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu
gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun
1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara
1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga
menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya
sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan
Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan
pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia,
dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa
pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka
bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi
oleh semangat persatuan.
Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun
1908-1998, kita dapat merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan
yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka
merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet
perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani
semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok
Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru,
kreatif dan segar.
1.2 Tujuan
- Mengetahui peran pemuda dalam pembangunan bangsa
- Mengetahui seberapa besar peran pemuda sampai saat ini
demi kemajuan bangsa dan negara.
- Bagaimana partisipasi pemuda yang sudah terwujud untuk
kemajuan negeri.
BAB II
DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda
merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu
tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28
Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda
II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah
Pemuda
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat
berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang
beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri
oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong,
Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta
pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok,
Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe
Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe
Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng
Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung
Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang
diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama
kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan
teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat
dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak
hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada
di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini
memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang
menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan
pemuda-pemudi Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemuda merupakan generasi penyokong bangsa. Pemuda juga
merupakan generasi pengganti generasi tua yang sudah ada dan kini berperan
aktif dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu keberadaan pemuda sangatlah
diharapkan perannya di Negara Indonesia ini. Begitu banyak gerakan yang
merupakan gerakan 20 tahunan terjadi di Negeri ini dipelopori oleh para pemuda.
Mulai dari Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Perang Kemerdekaan (1945),
Orde Baru (1966), dan yang terakhir adalah gerakan Reformasi (1998). Namun
apakah semua itu hanya merupakan acara 20 tahunan yang tidak memberikan efek
berarti bagi bangsa Indonesia bahkan menjadikan Indonesia kian terpuruk.
Mungkin sudah saatnya bagi kita generasi muda untuk memikirkan peran nyata kita
yang berkelanjutan, tidak insidental seperti di atas dan dilupakan begitu saja.
Di zaman yang serba canggih dan maju ini globalisasi sangat
cepat berkembang. Kita pun sebagai generasi muda terkena dampak dari
globalisasi ini. Peniruan gaya hidup yang kebarat-baratan merupakan salah satu
dampak negatif yang kini menyerang. Banyak dari saudara-saudara kita yang
mabuk-mabukan, terlibat dunia malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti
inilah
yang dapat merusak generasi bangsa. Kadang kita juga prihatin melihat
pemuda-pemuda yang masih suka nongkrong dipinggir jalan tanpa ada kerjaan atau
tawuran antar desa yang kebanyakan disebabkan oleh pemuda. Kultur inilah yang
menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Poso, Ambon, dll yang dilatarbelakangi
tawuran antar pemuda atau gerakan separatisme bom bunuh diri yang sebagian
besar dilakukan oleh pemuda. Kultur hidup seperti ini sangat berbeda sekali
dengan kultur yang ada di luar negeri terutama negara-negara maju seperti
Amerika, Jepang, dan Jerman. Di sana golongan muda sangat terwadahi dan aktif
sekali dengan kehidupan profesinya. Di Jepang, mereka banyak yang membuat game,
komik yang bisa diekspor sampai ke Negara lain. Di Amerika mereka rajin
melakukan penelitian sampai akhirnya mendapat paten bertaraf Internasional.
Harusnya kita mengambil nilai positif dari terjadinya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa muda adalah masa yang penuh harapan dengan cita-cita,
bahkan penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda
dihiasai dengan bentuk fisik yang masih kuat, pandangan yang masih akurat,
pikiran yang masih cermat dan gigi yang masih kuat. Karena itu pantaslah jika
pemuda disebut sebagai tulang pungung maju dan mundurnya suatu negara. Seperti
yang pernah disabdahkan nabi dalam sebuah hadits yang artinya : “Pemudah adalah
tulang punggung sebuah negara, jika mereka baik, maka akan baiklah negara
tersebut, tetapi apabila mereka jahat maka akan hancurlah negara.
Wahai rekan pemuda, mari kita olah potensi yang ada pada
diri kita :
• Olah rasa agar iman melekat
• Olah rasio agar ilmu meningkat
• Olah raga agar badan sehat
• Olah usaha agar ekonomi kuat
• Olah kinerja agar produktivitas meningkat.
Jika kelima potensi itu dimiliki dan melekat pada generasi
pemuda, tidak diragukan lagi para pemuda akan mampu menjadi penerus perjuangan
bangsa, dengan meraih prestasi yang gemilang, pada masa yang akan datang. Kita
tidak ingin lagi dengar istilah penganguran, pengemis dijalanan serta
gelandangan dijalan-jalan tapi kita ingin dengar istilah pemuda yang kreatif,
agresif, inovatif, dan produktif.
President pertama Indonesia ir.soekarno pernah berkata
“BERIKAN SAYA 10 PEMUDA DAN SAYA AKAN MENGUBAH DUNIA” berpacu pada semangat
pendiri Negara tercinta Indonesia kita ini bpi r.soekarno bahwa memang benar
adanya pemuda adalah ,
DAFTAR PUSTAKA
1. http:/www.vivaborneo.com
2. http://lkpk.org/info
3. Epaper.Kompas.
4. annabelle.aumars.perso.sfr.fr
5. Kaelan (1999). Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.
Yogyakarta: Penerbit Paradigma Description: Peranan Pemuda dalam Pembangunan
Negeri Rating: 4.5 Reviewer: Cucugunawi Nafie - ItemReviewed: Peranan Pemuda
dalam Pembangunan Negeri
http://blackmehonk.blogspot.com/2012/04/peranan-pemuda-dalam-pembangunan-negeri.html
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.
yang dapat merusak generasi bangsa. Kadang kita juga prihatin melihat pemuda-pemuda yang masih suka nongkrong dipinggir jalan tanpa ada kerjaan atau tawuran antar desa yang kebanyakan disebabkan oleh pemuda. Kultur inilah yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Poso, Ambon, dll yang dilatarbelakangi tawuran antar pemuda atau gerakan separatisme bom bunuh diri yang sebagian besar dilakukan oleh pemuda. Kultur hidup seperti ini sangat berbeda sekali dengan kultur yang ada di luar negeri terutama negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Jerman. Di sana golongan muda sangat terwadahi dan aktif sekali dengan kehidupan profesinya. Di Jepang, mereka banyak yang membuat game, komik yang bisa diekspor sampai ke Negara lain. Di Amerika mereka rajin melakukan penelitian sampai akhirnya mendapat paten bertaraf Internasional. Harusnya kita mengambil nilai positif dari terjadinya